Kamis, 30 Oktober 2014

Memaksimalkan Eduwisata Salatiga

ERA otonomi daerah sebagai implikasi dari berlakunya UU No. 32 tahun 2004, memberikan peluang bagi setiap Pemerintah Kabupaten/Kota untuk merencanakan dan mengelola pembangunan daerahnya sendiri. Demikian pula adanya ruang yang lebih besar bagi partisipasi aktif masyarakat dalam proses pembangunan dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi.
Demikian pula halnya di salatiga. Tak hanya di kenal sebagai kota pendidikan, salatiga juga terkenal sebagai kota transit pariwisata. Pengembangan tempat  wisata merupakan bagian dari pengembangan ekonomi kreatif. Sebab dalam tempat wisata, tidak hanya keindahan alam yang dipertontonkan, juga potensi lain akan terangkat karenanya. Seperti kerajinan, kuliner, bangunan tua yang bersejarah dan berbagai sarana lainnya yang menunjang kemajuan kota tersebut, sehingga layak menjadi sebuah objek yang menarik dikunjungi.
Masyarakat sebagai komponen utama dalam pembangunan pariwisata berbasis masyarakat mempunyai peranan penting dalam menunjang pembangunan pariwisata daerah yang ditujukan untuk mengembangkan potensi lokal yang bersumber dari alam, sosial budaya ataupun ekonomi masyarakat.
UU No. 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan menyatakan bahwa masyarakat memiliki kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan kepariwisataan. Peran serta masyarakat dalam memelihara sumber daya alam dan budaya yang dimiliki merupakan andil yang besar dan berpotensi menjadi daya tarik wisata.
Berkaitan dengan hal tersebut, Semua tempat wisata salatiga tersebut merupakan aset yang berharga bagi kota, nasional maupun internasional. Saat ini, beberapa tempat wisata di salatiga hanya beberapa tempat wisata yang mampu mengedukasi wisatawan seperti wisata sejarah, seperti prasasti plumpungan, museum lukisan kandhang galeri rapika angga, batik plumpungan dll.
Padahal jika tempat wisata lain di salatiga mampu menerapakan eduwisata secara maksimal, pastinya minat wisatawan akan meningkat. Karena wisatawan mendapatka edukasi yang dapat memperkaya pengetahuan mereka. Tak hanya pengelolaan tempat wisata yang perlu berbenah, namun partisipasi masyarakat juga diperlukan untuk ikut serta dalam memajukan pariwisata di di salatiga. Sehingga masyarakat salatiga kaya akan ilmu, berbudaya, dan memiliki rasa cinta kota salatiga.
Harus diakui usaha-usaha pengembangan edukasi wisata yang berorientasi pada masyarakat lokal masih minim. Hal ini dikarenakan masyarakat tidak memiliki kemampuan secara finansial dan keahlian yang berkualitas untuk mengelolanya atau terlibat langsung dalam kegiatan pariwisata yang berbasiskan alam dan budaya.
Sehingga perlu partisipasi aktif masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang baik, menyediakan sesuatu yang terbaik sesuai kemampuan, ikut menjaga keamanan, ketenteraman, keindahan dan kebersihan lingkungan. Selain itu memberikan kenangan dan kesan yang baik bagi wisatawan juga tidak dapat diabaikan.

0 komentar:

Posting Komentar