ERA
otonomi daerah sebagai implikasi dari berlakunya UU No. 32 tahun 2004,
memberikan peluang bagi setiap Pemerintah Kabupaten/Kota untuk merencanakan dan
mengelola pembangunan daerahnya sendiri. Demikian pula adanya ruang yang lebih
besar bagi partisipasi aktif masyarakat dalam proses pembangunan dari
perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi.
Demikian
pula halnya di salatiga. Tak hanya di kenal sebagai kota pendidikan, salatiga
juga terkenal sebagai kota transit pariwisata. Pengembangan tempat wisata merupakan bagian dari pengembangan ekonomi
kreatif. Sebab dalam tempat wisata, tidak hanya keindahan alam yang
dipertontonkan, juga potensi lain akan terangkat karenanya. Seperti kerajinan,
kuliner, bangunan tua yang bersejarah dan berbagai sarana lainnya yang
menunjang kemajuan kota tersebut, sehingga layak menjadi sebuah objek yang
menarik dikunjungi.
Masyarakat
sebagai komponen utama dalam pembangunan pariwisata berbasis masyarakat
mempunyai peranan penting dalam menunjang pembangunan pariwisata daerah yang
ditujukan untuk mengembangkan potensi lokal yang bersumber dari alam, sosial
budaya ataupun ekonomi masyarakat.
UU No. 9
tahun 1990 tentang Kepariwisataan menyatakan bahwa masyarakat memiliki kesempatan
yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan
kepariwisataan. Peran serta masyarakat dalam memelihara sumber daya alam dan
budaya yang dimiliki merupakan andil yang besar dan berpotensi menjadi daya
tarik wisata.
Berkaitan dengan hal
tersebut, Semua tempat wisata salatiga tersebut merupakan aset yang berharga
bagi kota, nasional maupun internasional. Saat ini, beberapa tempat wisata di
salatiga hanya beberapa tempat wisata yang mampu mengedukasi wisatawan seperti wisata
sejarah, seperti prasasti plumpungan, museum lukisan kandhang galeri rapika
angga, batik plumpungan dll.
Padahal jika tempat
wisata lain di salatiga mampu menerapakan eduwisata secara maksimal, pastinya
minat wisatawan akan meningkat. Karena wisatawan mendapatka edukasi yang dapat
memperkaya pengetahuan mereka. Tak hanya pengelolaan tempat wisata yang perlu
berbenah, namun partisipasi masyarakat juga diperlukan untuk ikut serta dalam
memajukan pariwisata di di salatiga. Sehingga masyarakat salatiga kaya akan
ilmu, berbudaya, dan memiliki rasa cinta kota salatiga.
Harus diakui
usaha-usaha pengembangan edukasi wisata yang berorientasi pada masyarakat lokal
masih minim. Hal ini dikarenakan masyarakat tidak memiliki kemampuan secara
finansial dan keahlian yang berkualitas untuk mengelolanya atau terlibat
langsung dalam kegiatan pariwisata yang berbasiskan alam dan budaya.
Sehingga
perlu partisipasi aktif masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang baik,
menyediakan sesuatu yang terbaik sesuai kemampuan, ikut menjaga keamanan,
ketenteraman, keindahan dan kebersihan lingkungan. Selain itu memberikan
kenangan dan kesan yang baik bagi wisatawan juga tidak dapat diabaikan.
0 komentar:
Posting Komentar