Kamis, 30 Oktober 2014

Pemkot Kurang Perhatikan Keindahan Kota


 Salatiga- sebuah nama kota yang tidak asing lagi di telinga kita, karena kota tersebut sudah membuktikan keberhasilannya, hal itu terbukti pada tahun 1960 kota salatiga dikenal sebagai  kota pendidikan, kota pelajar. Kemudian berkembang pesat pada tahun 2003 kota salatiga menjadi kota sehat, kota layak anak. 
Berkembangnya pendidikan senada dengan perkembangan tata letak kota salatiga. Salatiga terletak di lokasi yang strategis untuk transit karena salatiga berada di tengah-tengah kabupaten semarang, sebenarnya salatiga sendiri tidak kalah dengan kota lainnya, namun kota salatiga belum mempunyai objek wisata yang menonjol. Namun Salatiga mempunyai keunggulan tersendiri yang memiliki  bangunan-bangunan tua yang masih terawat, bangunan tersebut masih dihuni dan dimanfaatkan sebagaimana mestinya, kemudahan mengakses dari satu tempat ke tempat lain masyarakat mempunyai mobile yang tinggi. Ini semua tidak terlepas dari peran pemerintah
Sejarah perkembangan di salatiga dimulai sejak jaman belanda, dahulu terdapat beberapa sekolah khusus anak belanda, tionghoa, maupun anak pribumi, di masing-masing sekolah mempunyai perbedaan yang menonjol. Hingga kemerdekaan indonesia, sekolah yang dulunya menjadi sekolah khusus kini menjadi sekolah umum, dan berkembang pesat hingga saat ini. Semangat yang sudah terbentuk dari nenek moyang berdampak positif bagi pendidikan yang ada di salatiga. Informasi ini diproleh dari Pemaparan  Edi, budayawan salatiga (kamis,30/10/14)
Di saat semua fasilitas dianggap memadai, dan pencitraan salatiga sudah baik.
Namun masih terdapat beberapa hal yang harus dibenahi lagi, pemerintah tidak boleh puas dan berpangku tangan, karena masih ada keluhan-keluhan masyarakat umum mengenai kenyamanan dari fasilitas yang ada, apalagi di salatiga merupakan tempat favorit untuk mengadakan event-event besar, semacam pelatihan dan lainnya, tak bisa dihindari ini membuat jalanan di salatiga menjadi macet hal semacam ini sangat mengganggu masyarakat  yang melintas, biasanya mereka belum mengetahui bagaimana menghindari hal semacam ini, saat beranjak dari satu lokasi ke lokasi lain.
Selain fasilitas seperti jalan raya dan pengelolaannya, ternyata salatiga hanya mempunyai satu rumah sakit umum kemudian pelayanan di dalam rumah sakit belum memuaskan masyarakat. Selain itu permasalahan yang sering dikeluhkan oleh masyarakat yaitu kurang perhatiannya Pemkot terhadap sampah, hal ini dilihat dari banyaknya sampah menumpuk disungai, jika hal ini tidak segera ditangani maka dapat menimbulkan banjir.
Melihat hal tersebut sebaiknya pemerintah kota melakukan perbaikan dan penataan kota kembali baik dalam lingkup kesehatan maupun sekitar lingkungan, hal ini dapat diwujudkan dengan ditambahkannya rumah sakit yang ada atau puskesmas di setiap desa, sehingga kesehatan masyarakat dapat terjamin, selain itu kebersihan lingkungan dapat dilakukan upaya kerja bakti bersama dan dibuatnya bak sampah di setiap jalan agar masyarakat atau para pendatang tidak membuang sampah seenaknya.
 Bagaimanapun juga fasilitas kesehatan dan lingkungan yang baik mencerminkan masyarakat yang peduli akan keindahan, kesehatan dan kepedulian antar sesama, selain itu agar keluhan-keluhan masyarakat dan para pendatang dapat terealisasi, dan sebutan kota salatiga sebagai kota sehat benar-benar kenyataan bukan hanya terucap belaka. (Faizah/Bekti)
           

0 komentar:

Posting Komentar